Monday, October 11, 2010
On 1:19 PM by Unknown No comments
Huh...sangat membosankan.
Hanya putaran-putaran peristiwa yang sama dari waktu ke waktu. Dari satu ke dua, dari dua ke tiga, dari tiga ke empat dan seterusnya. Sama. Semua sama saja. Kumpulan-kumpulan peristiwa yang membosankan menggunung menjadi gunungan kebosanan.
Wajahmu masih saja tampak sama seperti kemarain. Matamu masih sayu seperti bekas hantaman benda tumpul melingkar mengelilingi bola matamu. Hitam. Legam jidatmu tak mampu mengatakan padaku bahwa kau sering bersujud ke hadirat-Nya. Dan keduanmya semkain tak membuatku yakin bahwa kau kurang tidur hanya untuk menyembah Tuhamu di pagi, siang, dan petang, bahkan malam hari.
Tatalah rambutmu seperti kau menata barisan pejuangmu di lahan dakwah kampus. Kau kokoh berdiri di depan khalayak umum berbicara lantang hinga sudut barisan masih bisa mendengar jelas suaramu meski ditinnggal ngantuk-ngantuk.
Tetapi kau terlihat sebaliknya ketika dinding bata mengurungmu dalam pembaringan. Dan kasur yang tak lagi empuk, berdebu dan kumal merayumu dan kau pun tergoda untuk menidurinya.
Ah, kau ini...hanya bisa menikmati hal-hal yang enak saja akhir-akhir ini. Pantas saja kau mengatakan hidup ini membosankan. Membosankan macam apa? Apa karena jarang kau mendapatkan kenikmatan akhir-akhir ini?? Dan kau keluyuran ke sana-le mari tanpa tujuan yang jelas, membuatmu pusing kepala, jenuh, dan tiada teman yang bisa diajak bertukar pikiran, apalagi ditambah tugas yang banyak menumpuk tak lagi belum tersentuh tinta untu bisa selesai.
Kasihan benar kau ini. Cermin di dindingmu pun tak lagi kau rawat, berkarat seperti besi kehabisan make up.
Cobalah kau tenangkan dirimu dulu untuk sejenak merenungkan segenap kejadian lalu yang telah terlewati. Tenanglah...tenaanglah...dan tenanglah...Eitssssss....jangan kau tertidur!!!
Ajar Sagobi
BaitApat, Yogyakarta, 2010
Hanya putaran-putaran peristiwa yang sama dari waktu ke waktu. Dari satu ke dua, dari dua ke tiga, dari tiga ke empat dan seterusnya. Sama. Semua sama saja. Kumpulan-kumpulan peristiwa yang membosankan menggunung menjadi gunungan kebosanan.
Wajahmu masih saja tampak sama seperti kemarain. Matamu masih sayu seperti bekas hantaman benda tumpul melingkar mengelilingi bola matamu. Hitam. Legam jidatmu tak mampu mengatakan padaku bahwa kau sering bersujud ke hadirat-Nya. Dan keduanmya semkain tak membuatku yakin bahwa kau kurang tidur hanya untuk menyembah Tuhamu di pagi, siang, dan petang, bahkan malam hari.
Tatalah rambutmu seperti kau menata barisan pejuangmu di lahan dakwah kampus. Kau kokoh berdiri di depan khalayak umum berbicara lantang hinga sudut barisan masih bisa mendengar jelas suaramu meski ditinnggal ngantuk-ngantuk.
Tetapi kau terlihat sebaliknya ketika dinding bata mengurungmu dalam pembaringan. Dan kasur yang tak lagi empuk, berdebu dan kumal merayumu dan kau pun tergoda untuk menidurinya.
Ah, kau ini...hanya bisa menikmati hal-hal yang enak saja akhir-akhir ini. Pantas saja kau mengatakan hidup ini membosankan. Membosankan macam apa? Apa karena jarang kau mendapatkan kenikmatan akhir-akhir ini?? Dan kau keluyuran ke sana-le mari tanpa tujuan yang jelas, membuatmu pusing kepala, jenuh, dan tiada teman yang bisa diajak bertukar pikiran, apalagi ditambah tugas yang banyak menumpuk tak lagi belum tersentuh tinta untu bisa selesai.
Kasihan benar kau ini. Cermin di dindingmu pun tak lagi kau rawat, berkarat seperti besi kehabisan make up.
Cobalah kau tenangkan dirimu dulu untuk sejenak merenungkan segenap kejadian lalu yang telah terlewati. Tenanglah...tenaanglah...dan tenanglah...Eitssssss....jangan kau tertidur!!!
Ajar Sagobi
BaitApat, Yogyakarta, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Popular Posts
-
Huh...sangat membosankan. Hanya putaran-putaran peristiwa yang sama dari waktu ke waktu. Dari satu ke dua, dari dua ke tiga, dari tiga ke e...
Recent Posts
Sample Text
Aku Bercerita Tentangku
Siapa Aja
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment