Monday, October 11, 2010
On 1:20 PM by Unknown 2 comments
Terkadang aku heran akan apa yang aku pikirkan tentang kehidupan ini. Aku heran kenapa manusia sudi untuk terus hidup di dunia ini. Semakin lama semakin banyak saja masalah yang muncul. Lihatlah betapa bayi-bayi berwajah ceria menatap kehidupan di depannya. Tiada beban dan derita menyertainya. Tetapi coba lihatlah para orang tua dan tetua-tetua peradaban, mereka Nampak begitu lusuh dan penuh dengan kepasrahan terhadap segala yang mungkin terjadi menimpa dirinya. Ya, jelaslah mereka tak bisa lagi berbuat apa-apa seperti yang dulu mereka bisa perbuat.
Kenapa tetua itu tak berpikir untuk mengakhiri hidup mereka sebelum tua menemui mereka? Aku trenyuh melihat tetua manusia masih saja betebaran di dunia ini. Masih saja pula mereka betah hidup di dunia ini, dunia yang member tumpukan masalah. Mereka [pun masih sudi untuk menatap matahari langsung di siang hari dan bulan dan bintang di malam hari seolah tak ada waktu untuk lepas dari tekanan hidup dan masalah.berjalan terbungkuk-bungkuk dengan susahnya meregang lelah demi sebuah kehidupan. Aku tak begitu yakin kalau tetua itu tiada berkeluarga. Kemana anak-anak dan istri mereka? Tiadakah mereka peduli dengan orang yang telah membuatnya harus bergumul dengan masalah? Ataukah mereka benci karena telah dilahirkan ke dunia ini? Hendak mereka ingin terus berda di surge yang indah dan serba kecukupan.
Muncul sebuah pemikiran dari dalam hatiku. Pemikiran dari balik peristiwa di dunia ini yang menimpa selurujh umat manusia di muka bumi ini, entah itu kafir, muslim, yahudi, atau apalah sebuatnya, yakni masalah. Mereka asyik dan menikmati keberadaan masalah desekitarnya. Membiarkan diri merea larut dalam masalah-masalah yang berbukit-bukit. Ada apa ini?
Aku yakin pula bahwa setiap yang hidup di dunia ini tentu membutuhkan balas jasa akan apa yang telah dilakukan. Entah itu berupa materi ataukah hanya sebatas ucapan belaka. Itu pasti dan suatu kepastian yang tak bisa ditolak. Begitu pun pujian yang selalu hadir menemani setiap detak langkah keindahan.
Mereka bisa betah dan tahan hidup di dunia ini pun tentu ada yang dikejar untuk dicapai. Itu pasti. Tidak lah mungkin semua mengalir begitu saja dan tiaada guna. Tetapi bentuk jasa yang akan didapat itulah yang menjadi misteri. Apa gerangan itu? Hadiah di balik segenap masalah yang hadir dalam hidup ini.
Aku menjadi berhasrat untukmenggali segenap rahasia di balik kehidupan ini. Pernah aku mendengar tentang kehidupan setelah kematian.tetapi aku saja belum mengerti tentang kematian dan kehidupan dengan jelas. Aku hanya mengerti bahwa aku hidup karena aku bernafas dan nafas itu menghasilkan beribu bahkan berjuta-juta masalah. Apakah mati itu berarti tiada masalah mengelilongi? Setahuku kematian berarti meniadakan nafas.
Kehidupan akhirat itulah yang sring didengung-dengungkanoleh kebnaykan orang yang katanaya paham dan mengerti tentang kehidupan. Karena hal itulah, mereka begitu yakin akan kehidupan dunia ini tiada abadi. Dengan teguh mereka perjuangkan keyakinan mereka bahw hidup selanjutnya adalah kehidupan abadi dengan segala balasan terhadap perilaku manusia di dunia. Teguh, dan sangat teguh memang.
Aku yakin ada segenap misteri di balik kehidupan ini. Hanya saja aku tak bisa menerka apa itu. Keyakinanku ini didukung oleh manusia-manusia yang masih saja hidup dengan segenap lara dan duka yang mereka hadapi dengan bahagia. Sungguh aku tak mengerti itu. Meeka masih saja bisa tersenyum bahkan mengalahkan ku untuk terus tersenyum menatap dunia. Aku harus beajar untuk memahami mereka dan menggali keyakinan mereka akan kehidupan.
Ajar sagobi
BaitApat, Yogya, 2010
Kenapa tetua itu tak berpikir untuk mengakhiri hidup mereka sebelum tua menemui mereka? Aku trenyuh melihat tetua manusia masih saja betebaran di dunia ini. Masih saja pula mereka betah hidup di dunia ini, dunia yang member tumpukan masalah. Mereka [pun masih sudi untuk menatap matahari langsung di siang hari dan bulan dan bintang di malam hari seolah tak ada waktu untuk lepas dari tekanan hidup dan masalah.berjalan terbungkuk-bungkuk dengan susahnya meregang lelah demi sebuah kehidupan. Aku tak begitu yakin kalau tetua itu tiada berkeluarga. Kemana anak-anak dan istri mereka? Tiadakah mereka peduli dengan orang yang telah membuatnya harus bergumul dengan masalah? Ataukah mereka benci karena telah dilahirkan ke dunia ini? Hendak mereka ingin terus berda di surge yang indah dan serba kecukupan.
Muncul sebuah pemikiran dari dalam hatiku. Pemikiran dari balik peristiwa di dunia ini yang menimpa selurujh umat manusia di muka bumi ini, entah itu kafir, muslim, yahudi, atau apalah sebuatnya, yakni masalah. Mereka asyik dan menikmati keberadaan masalah desekitarnya. Membiarkan diri merea larut dalam masalah-masalah yang berbukit-bukit. Ada apa ini?
Aku yakin pula bahwa setiap yang hidup di dunia ini tentu membutuhkan balas jasa akan apa yang telah dilakukan. Entah itu berupa materi ataukah hanya sebatas ucapan belaka. Itu pasti dan suatu kepastian yang tak bisa ditolak. Begitu pun pujian yang selalu hadir menemani setiap detak langkah keindahan.
Mereka bisa betah dan tahan hidup di dunia ini pun tentu ada yang dikejar untuk dicapai. Itu pasti. Tidak lah mungkin semua mengalir begitu saja dan tiaada guna. Tetapi bentuk jasa yang akan didapat itulah yang menjadi misteri. Apa gerangan itu? Hadiah di balik segenap masalah yang hadir dalam hidup ini.
Aku menjadi berhasrat untukmenggali segenap rahasia di balik kehidupan ini. Pernah aku mendengar tentang kehidupan setelah kematian.tetapi aku saja belum mengerti tentang kematian dan kehidupan dengan jelas. Aku hanya mengerti bahwa aku hidup karena aku bernafas dan nafas itu menghasilkan beribu bahkan berjuta-juta masalah. Apakah mati itu berarti tiada masalah mengelilongi? Setahuku kematian berarti meniadakan nafas.
Kehidupan akhirat itulah yang sring didengung-dengungkanoleh kebnaykan orang yang katanaya paham dan mengerti tentang kehidupan. Karena hal itulah, mereka begitu yakin akan kehidupan dunia ini tiada abadi. Dengan teguh mereka perjuangkan keyakinan mereka bahw hidup selanjutnya adalah kehidupan abadi dengan segala balasan terhadap perilaku manusia di dunia. Teguh, dan sangat teguh memang.
Aku yakin ada segenap misteri di balik kehidupan ini. Hanya saja aku tak bisa menerka apa itu. Keyakinanku ini didukung oleh manusia-manusia yang masih saja hidup dengan segenap lara dan duka yang mereka hadapi dengan bahagia. Sungguh aku tak mengerti itu. Meeka masih saja bisa tersenyum bahkan mengalahkan ku untuk terus tersenyum menatap dunia. Aku harus beajar untuk memahami mereka dan menggali keyakinan mereka akan kehidupan.
Ajar sagobi
BaitApat, Yogya, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Popular Posts
-
The 19th century is the important turning-point of development of linguistics. There are two orientations based on the time perspectives dea...
Recent Posts
Sample Text
Aku Bercerita Tentangku
Siapa Aja
Powered by Blogger.
hayo lebih sensitif lagi pada keadaan sekitar dan do your best for them...
ReplyDeleteyoi whoever you are...
ReplyDeletethanks a lot...lagi belajar untuk bisa peka kembali...